Laman

Selasa, 02 Februari 2010

BATARA KALA

Ingatlah engkau, wahai Kala .Kembalilah engkau kehyangan Sejati ,asalmu dari tiada kembalilah kepada ketiadaan.Asalmu dari kesejatian kembalilah kepada kesejatian. Aku ini kesejatian Maha Kuasa, sebab Yang Maha Kuasa telah memberikan kuasanya(Mantra Ruwatan).

Sebuah Refleksi Alkitabiah


Iman Kristen seharunya selalu dihayati dalam kontek pengalaman budaya yg konkrit. Mula-mula, Injil disampaikan bukan pada suatu tempat tanpa budaya. Jadi selalu ada interaksi antara iman dan kebudayaan. Evangelisasi, acap kali harus berhadapan dengan persoalan di seputar komunikasi saling-silang BUDAYA .
Kitap suci mencontohkan, bagaimana Paulus harus menyampaikan Kabar Baik (Injil) di tengah-tengah masyarakat penyembah berhala di kota Atena. Disana, Paulus mendapat perluang darimana ia harus mengawali pewartaannya. Ia mejumpai sebuah altar tanpa berhala, yang cukup membedakannya dari tempat-tempat di sekelilingnya. Dibacanya suatu tulisan aneh:
"Kepada Allah yang tidak dikenal" (Kisah Para Rasul 17:23).